Home / Jurnalisme Warga / Abrasi Pantai Sengkidu

Abrasi Pantai Sengkidu

12994509_861902760585777_4010683812814555139_nOleh Ni Ketut Sukersi

Pesisir Desa Sengkidu terlihat banyak tanggul pemecah ombak. Tanggul ini dipasang menjorok sekitar 100 meter dari bibir ombak. Hal ini dilakukan untuk memcah ombak dan arus laut. Tapi ombak masih bisa menghantam senderan di hotel-hotel.

Pesisir Sengkidu mengalami abrasi. Abrasi adalah suatu proses perubahan bentuk pantai atau yang disebabkan oleh gelombang laut. Abrasi yang terus menerus akan menimbulkan kerusakan lingkungan, seperti yang terjadi di wilayah Sengkidu terutama kawasan pantai dari Barat sampai ke Timur pantai Sengkidu.

Menurut keterangan salah satu warga I Nengah Artana yang juga tokoh masyarakat desa Sengkidu, abrasi yang terjadi di Sengkidu karena di masa lalu karang-karangnya habis. Diambil warga yang dulunya mata pencahariannya mencari karang. Ini terjadi sekitar tahun 60-70an. Warga awalnya hanya memungut karang di pinggir pantai. Makin lama seiring waktu karang-karang di pantai habis. Akhirnya warga masyarakat menggali bentangan karang yang ada di tengah laut. Karang-karang itu dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Namun tidak disadari pinggir-pinggir pantai mulai abrasi dari barat sampai timur pantai Sengkidu.

Warga-warga yang memiliki tanah di pinggir pantai mengeluh karena hampir sebagian tanahnya tergerus air laut. Pada tahun 80-an kawasan ini mulai terkenal sebagai daerah pariwisata Bali. Sengkidu kena imbas pariwisata yakni berdirinya hotel-hotel berbintang. Lahan di pinggir pantai kebanyakan dijual masyarakat dan hotel-hotel mulai membuat senderan untuk melindungi tanah-tanah milik hotel. Kini sebagaian besar tanah pesisir pantai sudah disender.

Pemerintah pusat juga merasa peduli dengan keberadaan pantai-pantai yang ada, misalnya diabuat krib-krib pemecah gelombang yang berfungsi memecah arus ombak yang menghantam pantai. Masyarakat pesisir pantai yang dulu pekerjaanya mencari bantu karang dan nelayan, sekarang beralih menjadi pekerja pariwisata.

Desa minta bantuan untuk senderan. Sudah dilakukan beberapa kali penyenderan. Tapi tak bisa terus menahan ombak.

Dampak abrasi ini sangat banyak misalnya lahan berkurang, nelayan sulit memarkir perahunya, dan warga sulit bermain di pantai. Anak-anak senang jika laut surut, karena baru bisa bermain di pesisir.

Komentar

Komentar

x

Check Also

Desa Dukuh: Galaksi di Timur Bali

Sang mentari memberkati dengan sinar yang tiada henti. Deru angin yang berhembus panas menambah sensasi gersang nan tandus di desa ini. Namun kendati demikian, wilayah yang diselimuti pohon-pohon kering ini tak bisa dianggap remeh. Berbagai macam potensi justru tumbuh subur di daerah ini, kuasa Yang Maha Kuasa memang tak pernah ...

Powered by Dragonballsuper Youtube Download animeshow