Gunung Agung adalah gunung tertinggi di Pulau Bali dengan ketinggian 3.031 mdpl. Terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Gunung Agung adalah gunung berapi yang masih aktif sampai saat ini. Pendakian menuju puncak gunung ini dapat dimulai dari tiga jalur pendakian yaitu dari selatan Kabupaten Karangasem dengan basecamp di Pura Pasar Agung lewat Pasar Selat, yang kedua dari tenggara yaitu dari Kabupaten Buleleng lewat Nangka, dan yang terakhir dari barat daya yang merupakan jalur pendakian yang umum digunakan oleh para pendaki yaitu dari Pura Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Bagi setiap pendaki disarankan memesan jasa guide sebelum melakukan pendakian. Disarankan bagi para pendaki untuk tidak membawa makanan berbahan sapi, karena area gunung ini sangat disucikan. Selain itu, makanan mereka bawa haruslah dalam jumlah yang genap.
Keindahan Gunung Agung memang tidak dipungkiri lagi, jika berada di puncak Gunung Agung para pendaki akan melihat pemandangan yang indah di sekelilingnya. Masyarakat Hindu Bali percaya bahwa Gunung Agung adalah tempat bersemayamnya dewa-dewa, dan juga masyarakat mempercayai bahwa di gunung ini terdapat istana dewata. Oleh karena itu, masyarakat Bali menjadikan tempat ini sebagai tempat keramat yang disucikan. Pura Besakih yang merupakan salah satu pura terpenting di Bali, terletak di lereng gunung ini.
Dari puncak Gunung Agung kita dapat melihat puncak Gunung Rinjani yang berada di Pulau Lombok di sebelah timur. Kebanyakan para pendaki ingin melihat sunrise pada pagi hari di puncak Gunung Agung dan mengabadikannya dengan kamera atau video. Keindahan Gunung Agung juga terlihat sempurna dari Pura Lempuyang, Karangasem.
Tuhan menciptakan alam semesta ini untuk dijaga dan dilestarikan begitu juga Gunung Agung. Harus dijaga kesuciannya dan melestarikan keindahannya karena Gunung Agung sangat diagungkan di Bali. Para pendaki juga harus menjaga kebersihan lingkungan gunung saat mendaki.
Menanam pohon, jangan menebang pohon sembarangan, jangan membakar hutan sembarangan, lakukanlah reboisasi berupa penanaman kembali hutan yang telah tandus, budayakan kegiatan menanam 1 juta pohon, dan adanya cagar alam untuk menjaga keanekaragaman hayati. Hal tersebut menjadi upaya-upaya kita dalam menjaga dan melestarikan Gunung Agung.
Oleh : Ni Putu Erawatiningsih, Pewarta Sengkidu