Conservation International (CI) Indonesia berkolaborasi dengan Kelompok Tani Jambangan melakukan pemantauan bibit pohon yang ditanam selama musim hujan terakhir sekitar bulan Desember-Maret di areal hutan desa Dukuh. Beberapa jenis bibit yang ditanam yaitu mahoni, murbei, bambu, beringin dan pule. Jenis bibit yang ditanam telah melalui proses diskusi dengan Kelompok Tani Jambangan yang sesuai dengan kondisi tanah di bentang alam Gunung Agung.
Sebelumnya pihak CI Indonesia telah melakukan identifikasi jenis tanah dan tanaman yang cocok ditanam di lokasi yang kering dan berpasir. Jenis bibit yang ditanam tersebut tumbuh dengan baik di area perkebunan dan dataran yang lebih rendah. Maka saat penanaman di lokasi hutan bentang alam Gunung Agung, yang diprioritaskan adalah tempat bibit ditanam harus ada lapisan tanah gemburnya, tidak sepenuhnya pasir.
Area penanaman dibagi menjadi dua, satu di area yang disebut “Legaa”, satunya lagi di bukit yang disebut “Angga”. Ada 14 anggota kelompok yang melakukan penanaman di Anga, dan sisanya di Legaa. Dua kamera jebak yang dibawa masing-masing di pasang di area ini. Keduanya adalah area dengan pohon setinggi lebih dari 3 meter yang sangat jarang. Bibit Ficus dan Urbei ditaman di area yang lebih terbuka, sedangkan Bambu ditanam dekat dengan pohon yang lebih besar yang sudah ada, karena memerlukan keteduhan yang lebih.
Pemantauan dilakukan untuk mengevaluasi jenis-jenis bibit yang tumbuh dengan baik di area yang tergolong istimewa (kering dan berpasir). Diharapkan bibit-bibit pohon yang tumbuh dapat berkembang dengan baik sehingga memberikan manfaat secara ekologi dan ekonomi di bentang alam Gunung Agung.
Selain itu, untuk meningkatkan manajemen lahan kritis di Desa Dukuh, disediakan tempat penampungan air hujan guna medukung kebutuhan air tumbuhan reforestasi selama musim kering. CI Indonesia telah menyediakan 6 tangki air ukuran 2200 liter untuk mendukung sistem pemanen air hujan yang telah dibangun oleh Kelompok Tani Jambangan di area hutan.