Pemapar materi yang hadir pada pembahasan RIPPDA Karangasem oleh Fakultas Pariwisata Universitas Udayana adalah Bapak Sukma Arida dan Nyoman Sunarta yang merupakan dosen ilmu pariwisata Universitas Udayana, serta Iwan Dewantama Manajer Program Konservasi dari Conservation International Indonesia. Peserta yang ikut hadir terdiri dari Kepala desa di Candidasa, Padangbai, Pokmaswas, Desa Adat, PHRI, Nelayan, CII, dan Universitas udayana.
Pembahasan ini berhasil mengidentifikasi konflik tentang pariwisata diwilayah Amed, Candidasa dan Padangbai. Pariwisata di Kabupaten Karangasem harus dikemas lebih baik lagi, sehingga keuntungan yang dihasilkan dari pariwisata lokal akan memberikan manfaat untuk masyarakat setempat. Hubungan antara pemangku kepentingan, seperti hotel, petani dan nelayan setempat harus mulai dibangun dengan landasan yang kuat. Contoh saja ketika pihak hotel membutuhkan sayuran, dapat membeli langsung diambil dari desa terdekat, begitu pula untuk kebutuhan lainnya.
Gagasan pembuatan “one stop ticket” dan transparansi penggunaan dana ketika masuk ke Kabupaten Karangasem juga merupakan inovasi yang akan mampu meminimalisir kecurangan pemungutan retribusi disetiap kunjungan daerah tujuan wisata Karangasem.
Proses RIPPDA ini berusaha untuk mengakomodir kepentingan dari “Bottom up” atau dari level masyarakat ke pemerintah. Sehingga aspek yang dihasilkan bukan hanya sebagai dokumen teknokratik dari pemerintah daerah, namun merupakan hasil partisipatif masyarakat.
Sehingga pariwisata di Kabupaten Karangasem akan berlandasakan konsep “Nyegara Gunung” dan mengutamakan pada ciri khas desa adat di Karangasem sebagai suatu contoh nyata pelestarian budaya spiritual setempat.