Home / Berita Terkait / Sinergi Pemetaan Partisipatif dengan Perencanaan KKP
Aktivitas di pesisir Desa Perancak yang nantinya akan menjadi salah satu kawasan konservasi perairan
Perubahan iklim memberikan dampak yang besar bagi masyarakat. Digambarkan dengan potret desa pesisir dan bagaimana ketangguhan desa pesisir dalam menjawab perubahan yang terjadi.

Sinergi Pemetaan Partisipatif dengan Perencanaan KKP

Setidaknya itu yang menjadi dasar pemetaan partisipatif di tiga desa pesisir yang ada di Kabupaten Jembrana. Ketiga desa itu adalah Desa Perancak, Budeng dan Air Kuning yang berada di satu kawasan.

Pemetaan partisipatif menurut  Koordinator Nasional Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif  (JKPP), Kasmita Widodo adalah untuk mengidentifikasikan hubungan masyarakat adat atas tanah, air dan kekayaan alamnya berdasarkan sejarah di masyarakat yang akan menghasilkan sistem penguasaan tanah dan pola hubungan manusia dengan alamnya. Melalui pemetaan partisipatif, akan terbentuk peta partisipatif yang menunjukkan keberadaan masyarakat adat dan wilayahnya. “Bagaimana masyarakat bisa mempertahankan tanahnya. Jadi masyarakat harus cerdas dalam pemetaan partisipatif sebagai perencanaan masa depan,” ulasnya saat pemaparan materi dalam kegiatan Lokalatih Pemetaan Partisipatif di Perancak.

Potensi wilayah pesisir Kabupaten Jembrana tergolong besar. Perekonomian Kabupaten Jembrana ditunjang oleh sektor kelautan dan perikanan yang mayoritas berada di laut yang dekat dengan Selat Bali. Selain potensi kelautannya, Jembrana memiliki potensi kawasan Taman Pesisir yang terdiri dari hamparan hutan mangrove. Diantaranya di ketiga kawasan yang akan dipetakan secara partisipatif.

Strategi perlindungan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) tersebut adalah dengan ditetapkannya zonasi. Dinas Kelautan, Perikanan dan Kehutanan (Dinas KPK) Kabupaten Jembrana membuat rencana strategi KKP dengan pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) KKP. “Kita sudah ada Pokja dan Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Jembrana yang diantaranya di Desa Perancak, Air Kuning, Yeh Kuning, Loloan Timur, Budeng dan Sangkaragung. Nanti kita tetapkan wilayah tersebut saat penetapan zonasi,” ujar Ir. Ketut Wardananaya, Kepala Bidang Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Pesisir, Dinas KPK Jembrana.

Melihat potensi perairan Bali yang cukup besar, wilayah konservasi perairan ini nantinya akan berjerjaring satu dengan yang lainnya sebagai sebuah kesatuan yang utuh. Selain itu Iwan Dewantama selaku Bali MPA Network Manager dari Conservation International (CI) Indonesia juga menyampaikan mengenai Jejaring KKP Bali sebagai Mekanisme Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim yang memberikan gambaran kepada SUKMA sebagai konteks yang lebih luas dan sebagai langkah bersama KKP di lingkup Bali.

Pemetaan partisipatif menjadi langkah nyata dalam penetapan potensi dan permasalahan desa. Sehingga masyarakat dapat mengembangkan desa sesuai dengan apa yang menjadi mimpi dan rencana pengembangan desa ke depan. Selain itu sebagai bentuk kedaulatan masyarakat desa atas tanah mereka.

Komentar

Komentar

x

Check Also

Peringati World Cleanup Day 2021, YCI Bali Gelar Mangrove Cleanup

REDAKSIBALI.COM – Youth Conservation Initiative (YCI) Bali menggelar kegiatan mangrove clean up dalam peringatan World Cleanup Day (WCD) 2021 di Tahura Suwung Kauh, Pemogan, Denpasar Selatan, Bali selama 2 hari yaitu 18-19 September 2021. “Kegiatan WCD ini kami laksanakan sebagai salah satu aksi nyata kami terhadap kepedulian alam dan kami sangat menyadari bahwa kegiatan ini harus ...

Powered by Dragonballsuper Youtube Download animeshow