
Rumah Payung di tumbuhi tanaman.
Kusambi. Aset daerah merupakan barang berharga milik negara yang wajib dijaga dan dipelihara oleh pemerintah. Namun apa yang terjadi pada Obyek Wisata (Pemda) atau bahasa kerennya Stop Over yang terletak di Banjar Dinas Kusambi, Desa Bunutan, Abang, Karangasem. Stop Over berlokasi di perbatasan antara Desa Bunutan dan Desa Seraya Timur. Dibangun pada tahun 2000 oleh Pemerintah Daerah (PEMDA) Karangasem. Tempat peristirahatan di ujung Desa Bunutan ini terdiri dari 1 Unit Sekenem, 2 Unit Sekepat, 5 Unit Rumah Payung, dan 2 Unit Kamar Mandi. Dengan adanya Stop Overbanyak wisatawan asing maupun lokal tertarik untuk datang. Mereka memanfaatkan tempat iniuntuk beristirahat setelah menempuh perjalanan jauh. Sambil menikmati pemandangan laut lepas Gili Selang.

Sampah nampak berserakan. disekitar bale sekenem.
Sayangnya, indahnya pemandangan tidak didukung oleh perawatan fasilitas yang ada. Banyak terlihat sampah berserakan dan tumbuhan liar yang semakin tinggi. Dua kamar mandi yang ada pun tidak dapat digunakan. Hal ini dikarenakan tidak adanya air mengalir di kamar mandi. Sehingga pengunjung tak dapat menggunakan fasilitas yang ada. Alhasil pengunjung pun membuang hajat sembarangan. Inilah yang membuat Stop over menjadi semakin kumuh.

Penampungan air yang kosong
Menurut Wayan Sarem, warga yang tinggal di sebelah Stop Overbangunan yang ada telah direnovasi tahun 2016. Renovasi menggunakan dana APBD Karangasem yang menghabiskan biaya hampir 100 juta rupiah.
Dana renovasi yang besar seharusnya didukung oleh pekerja yang mengurus Stop Over. “Pemerintah daerah hendaknya menempatkan pekerja untuk mengurus Stop Over. Jika tidak ada yang mengurus maka akan cepat rusaknya,” saran Wayan Sarem.
- Suartho