Home / News from the Field(s) / (Indonesia) Pemetaan Partisipatif Dukuh : Langkah Awal Membangun Desa

(Indonesia) Pemetaan Partisipatif Dukuh : Langkah Awal Membangun Desa

Sorry, this entry is only available in Indonesian. For the sake of viewer convenience, the content is shown below in the alternative language. You may click the link to switch the active language.

Setelah menjalani pelatihan pemetaan selama 2 hari, tim pemetaan Dukuh bersiap turun lapangan.

Okta Sumantara, tim pendamping pemetaan Desa Dukuh asal Tulamben sudah bersiap berangkat dari rumahnya di Dusun Muntig, Tulamben. Waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi, dirinya bergegas menuju Dusun Bhuana Kusuma, Desa Dukuh. Perlu waktu sekitar 30 menit perjalanan. Sampai di Bhuana Kusuma, semua tim telah berkumpul dan siap memulai perjalanan pemetaan batas dusun.

Perjalanan dimulai dari persimpangan Pura Dalem Ped. “Kondisi jalan dari Pura Dalem Ped sangat bagus,” ujar Okta. Tim kemudian masuk ke Jalan Pura Pemaksan Kayu Selem. “Nah disini jalannya rusak dan belum diaspal,” lanjut Okta.

Jalannya yang rusak tidak menyurutkan langkah tim, pemetaan jalan dilanjutkan. Tiba saatnya jalan menuju hutan. Jalan sangat rusak, belum pernah diaspal atau dibeton sama sekali. “Motor saya parkir di lahan kosong yang lokasinya jauh dari pemukiman warga. Tidak kuat dan tidak berani naik ke hutan dengan mengendarai motor,” cerita pemuda 22 tahun ini.

Berdasarkan peta, Desa Dukuh memang berbatasan langsung dengan hutan di kaki Gunung Agung. Gunung terbesar di Bali. Desa Dukuh memiliki 6 banjar dinas, yaitu Banjar Dukuh, Caniga, Bhuana Kusuma, Pandan Sari, Bahel dan Batugiling. Dusun Bhuana Kusuma terletak di tengah Desa Dukuh yang berbatasan dengan hutan di sebelah utara.

 

Sampai di tengah hutan, tim pemetaan Bhuana Kusuma langsung mencari titik perbatasan desa dengan hutan menggunakan GPS, mencatat pada form dan mengambil gambar lokasi diambilnya titik kordinat. Setelah semua koordinat jalan dan batas desa dicatat, tim Bhuana Kusuma mengakhiri perjalanan hari itu.

Salah satu tim pemetaan Bhuana Kusuma, Semadi Ariawan mengungkapkan melalui pemetaan ini dirinya bisa berpetualang menjelajahi wilayah dusunnya. “Walaupun badan pegal-pegal melewati medan-medan yang sulit seperti tebing, semak belukar, namun cukup asyik,” ungkapnya.

Desa Dukuh merupakan desa yang cukup luas wilayahnya, pelibatan warga desa sebagai tim pemetaan penting untuk dilakukan karena warga desa yang lebih tahu wilayah desa mereka. Pemetaan dilakukan untuk memetakan elemen spasial desa yang mencakup fasilitas umum, fasilitas sosial, penggunaan lahan, potensi desa dan data demografi desa.

“Dengan adanya pemetaan wilayah, bisa jadi pedoman bagi generasi masa depan,” ujar Semadi Ariawan. Menurut pria 45 tahun ini, wilayah desa melalui pemetaan akan memiliki batas yang pasti, tidak bisa diusik oleh pihak lain di kemudian hari.

Okta pun melanjutkan perjalanan mendampingi tim pemetaan Dusun Bahel, melakukan pemetaan berkeliling dusun. Rasa lelah dan tantangan yang dihadapi Okta, Semadi dan tim pemetaan lainnya menjadi langkah awal sebelum peta desa selesai dibuat. Data yang telah terkumpul sebagai hasil pemetaan ini digunakan untuk pembangunan desa dan pengelolaan sumber daya alam dan potensi yang dimiliki desa kedepannya. Pemetaan menjadi langkah awal dalam pengelolaan sumber daya alam Desa Dukuh secara berkelanjutan, pemberdayaan warga desa dan meningkatkan kesejahteraan penduduknya.

Sumber foto : Tim Pemetaan Partisipatif Desa Dukuh

Komentar

Komentar

x

Check Also

(Indonesia) Potensi Tinggi, Wisata Selancar di Keramas dan Kedungu Butuh Pengelolaan yang Lebih Baik

Sorry, this entry is only available in Indonesian. For the sake of viewer convenience, the content is shown below in the alternative language. You may click the link to switch the active language. Pantai Keramas dan Pantai Kedungu merupakan dua pantai yang diminati para peselancar karena pesona ombaknya. Untuk mengetahui ...

Powered by Dragonballsuper Youtube Download animeshow