Pada 19 Januari 2017, Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) Karangasem telah disahkan oleh Gubernur Bali. Dengan luas total adalah 5.856, 31 ha, sembilan desa pesisir masuk dalam kategori desa penyangga KKP Karangasem.
Usaha untuk meningkatkan kesadaran akan pengelolaan KKP dilakukan terus menerus. Salah satu yang menjadi prioritas utama adalah dukungan terhadap pengembangan sumber penghasilan alternatif atau pengolahan hasil perikanan yang berkualitas dari hasil tangkapan di KKP. Hasil observasi nilai jual ikan ekonomis penting yaitu ikan tongkol yang telah dilakukan pada masyarakat nelayan di Blok KKP Amed yaitu Kelompok Nelayan Batu Kori (Seraya Timur) dan Lean (Bunutan) menunjukkan bahwa harga ikan rata-rata berada pada kisaran harga Rp. 1.500/ ekor dan bisa mencapai harga Rp. 500/ ekor jika terjadi peningkatan jumlah hasil tangkapan. Untuk mengantisipasi penurunan harga, biasanya nelayan menggunakan freezer kecil di rumah masing masing untuk menyimpan hasil tangkapan. Hal ini dilakukan sampai harga kembali normal atau dijual dengan harga yang menyesuaikan harga dari pengepul.
Dari hasil tersebut sebenarnya menunjukkan bahwa ikan ekonomis penting, akan berarti “penting” jika mendapatkan penanganan dan pengelolaan yang tepat. Sehingga diperlukan inovasi kreatif untuk mengolah ikan tongkol sehingga memiliki nilai jual lebih dan menjadi sumber pendapatan usaha baru selain dijual langsung.
Sebagai salah satu respon dan langkah kerja yang sudah direncanakan, CI Indonesia melakukan pelatihan pengolahan hasil perikanan di Dusun Batu Kori, Desa Seraya Timur. Maka pengembangan kapasitas kepada masyarakat nelayan, terkait dengan pelatihan pengolahan hasil perikanan tangkap sangat penting untuk dilaksanakan.
Kegiatan pelatihan berlangsung selama 2 hari pada tanggal 30-31 Mei. Dibuka oleh Gede Parwata selaku Ketua Koperasi Mina Sari Dewata. Pelatihan diikuti oleh 9 orang yang merupakan ibu-ibu anggota koperasi dan 2 mahasiswa Universitas Udayana.
Materi pelatihan disampaikan oleh A.A. Gede Putra dan Sri Wahyu Ningsih dari Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Banyuwangi dengan difasilitasi oleh Hanggar Prasetio dari CI Indonesia. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengembangkan sumber penghasilan alternative bagi nelayan. Terutama untuk meningkatkan perekonomian nelayan di sekitar KKP Karangasem.
Selama dua hari pelatihan, ibu-ibu nampak antusias membuat olahan ikan tersebut. Mereka mengakui belum pernah mendapat pelatihan olahan ikan seperti ini. Adapun olahan yang dibuat dalam pelatihan ini adalah olahan skala rumah tangga seperti abon ikan, spring roll ikan, nugget tongkol, tahu isi tongkol dan kaki naga. Ibu-ibu peserta pelatihan diberikan wawasan baru untuk berinovasi dalam pengembangan pengolahan hasil tangkapan. Terutama melalui peralatan dapur rumah tangga yang sering digunakan.