Home / Jurnalisme Warga / Sejarah Garam Amed

Sejarah Garam Amed

Amed sejak jaman dahulu sudah terkenal karena keindahannya. Kata Amed terdiri dari dua suku kata yaitu A dan med. A berati tidak sedangkan med berarti bosan. Jadi kata Amed berarti tidak membosankan dengan kata lain sangat menyenangkan. Apalagi setelah penjajah Belanda membangun pelabuhan internasional di Amed, kapal-kapal dari seluruh penjuru nusantara bahkan dari Singapura , Hongkong, dan lain-lain berdatangan ke Amed. Nama Amed semakin terkenal di nusantara bahkan di mancanegara. Entah apa yang menyebabkan Pelabuhan Amed akhirnya mati tanpa bekas. Hanya areal bea cukai masih dapat dijumpai di Amed.

petani garam mengambil air laut dengan timba tradisional
Petani garam mengambil air laut dengan timba tradisional

Pantai Amed yang indah sangat disucikan oleh masyarakat. Setiap ada upacara Dewa Yadnya dijadikan tempat melasti ngiring Ida Betara mesucian bagi umat Hindu di sekitar Kecamatan Abang. Masyarakat Hindu di sekitar Kecamatan Abang yang melaksanakan Upacara Ngaben menjadikan Pantai Amed sebagai tempat untuk menghanyutkan abu hasil pembakaran mayat. Pada setiap  hari Kajeng Kliwon, Pantai Amed dipadati oleh masyarakat untuk melukat . Melukat merupakan pembersihan diri secara sekala dan niskala. Penduduk  Amed  dan sekitarnya memanfaatkan keberadaan laut dengan menjadi nelayan dan mengolah pesisir pantai dengan menjadi petani garam.

Komentar

Komentar

x

Check Also

Sosialisasi PAIR di Hutan Desa Dukuh

Hutan Desa Dukuh adalah hutan lindung seluas 455 ha yang kini dikelola oleh Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Anugrah Wisesa dalam skema Perhutanan Sosial, dengan dampingan dari Conservation International (CI) Indonesia. Hutan ini terletak di Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali. Dengan curah hujan 500 – 1000 mm per tahun, wilayah ...

Powered by Dragonballsuper Youtube Download animeshow