Air merupakan salah satu sumber kehidupan. Tanpa adanya air, mungkin tidak akan ada yang namanya tumbuhan atau hewan yang kita ketahui saat ini. Dalam sejarah kehidupan yang kita dapat ketahui melalui buku-buku sejarah pun pasti diceritakan peradaban manusia selalu berdekatan dengan sumber air. Kebutuhan akan air bagi manusia sudah merupakan kebutuhan pokok, terutama air bersih. Indonesia yang merupakan negara maritim, dimana lebih dari 50 persen wilayahnya adalah air tentu mendapat kelimpahan air. Ada yang bilang, Indonesia adalah surga. Sungai-sungai yang membentang luas, mata air pegunungan yang tersebar di daerah cincin api (ring of fire) yang memberi kehidupan bagi masyarakat sekitarnya. Sampai perusahaan air minum dalam kemasan pun juga ikut berlomba-lomba mengeruk manfaat dari segarnya air pegunungan di indonesia.
Namun seiring dengan dampak pembangunan yang masif. Manusia cenderung lupa akan sumber kehidupan ini. seolah yang mereka perhitungkan hanyalah uang atau materi yang belum tentu dapat diwariskan ke anak cucu kelak. Banyak orang masih tidak peduli tentang keberadaan air bersih dikarenakan saat ini masih banyak tersedia sumber air bersih. Mungkin masih belum terbayang bagi banyak orang jika seandainya sudah tidak ada sumber air bersih di bumi ini. Kegiatan menjaga kebersihan air saat ini sudah kembali di gaungkan terutama di daerah seputaran Candidasa Karangasem Bali. Komunitas peduli lingkungan mulai di bentuk, begitupun aparatur pemerintahan desa mulai membuat kegiatan yang bertujuan menjaga lingkungan hidup terutama yang menyangkut tentang air bersih.
Tanggal 7 Mei 2017 yang lalu, Perbekel Desa Nyuhtebel mengadakan kegiatan bulan bakti gotong royong yang dimana salah satu fokusnya adalah program kali bersih. Dimana kegiatannya yakni membersihkan daerah aliran sungai yang ada di Desa Nyuhtebel dari sumbatan sampah. Kegiatan ini melibatkan 56 orang yang berasal dari berbagai elemen masyarakat. Dari kelompok pemuda, aparatur desa, Koramil (Komando Rayon Militer) Kecamatan Manggis, sampai yang terbanyak diantaranya adalah komunitas Subak atau sekeha Subak. Menurut Perbekel Nyuhtebel, Ir. I Ketut Mudra, Msi, program kali bersih ini bertujuan untuk membersihkan daerah aliran sungai dari sampah yang mengganggu, sehingga berdampak pada lingkungan hidup.
Dalam kegiatan tersebut, telah dilakukan pembersihan aliran sungai Tukad Buatan sepanjang kurang lebih 1 kilometer. Para Sekaa Subak membawa peralatan seperti cangkul dan skop untuk mengangkat sampah sampah yang telah tertimbun di aliran sungai. Semua elemen masyarakat nampak sangat semangat untuk membersihkan sungai, diantara mereka terlihat ada yang menarik sampah plastik yang tersangkut diakar-akar pohon. Sebanyak 3 karung sampah plastik dikumpulkan dari kegiatan ini. Sampah ini kemudian diangkut oleh UPST Duta Asri (pengelola sampah di Desa Nyuhtebel)
Walaupun belum maksimal, namun dengan kegiatan ini diharapkan mampu menyadarkan masyarakat sekitar perlunya menjaga daerah aliran sungai sebagai sumber kehidupan dan sebagai tempat kegiatan budaya dan keagamaan. Sungai Yang melalui Desa Nyuhtebel ini, bersumber dari mata air yang terletak di Tukad Telaga Waja dan tirisannya muncul di Desa Tenganan, menuju Pesedahan sebelah utara Desa Nyuhtebel. Aliran sungai ini banyak dimanfaatkan oleh warga sekitar, diantaranya adalah sebagai tempat mandi cuci baju, sarana peribadatan sampai sumber perairan subak. Menurut pekaseh subak Nyuhtebel, Jro Mangku Runi yang kami temui di rumahnya, beliau berpendapat bahwa sumber air harus dijaga terutama daerah aliran sungainya. Karena hal hal yang dilakukan di daerah aliran sungai tersebut, sangat besar dampaknya bagi subak Nyuhtebel. Tentunya masih banyak warga yang belum sadar akan pentingnya menjaga sumber kehidupan air ini.
Sehari-hari masih banyak warga Nyuhtebel masih sering membuang sampah ke daerah aliran sungai ini. dapat diketahui saat program kali bersih yang diadakan Perbekel nyuhtebel, banyak sampah plastik menyangkut di sepanjang daerah aliran sungai. Selain itu, beberapa peternak hewan seperti ayam dan babi yang membuat kandang di dekat daerah aliran sungai dan membuat saluran pembuangan kotoran ke sungai. Begitu juga mendekati hari-hari suci dan kegiatan upacara adat, keberadaan sungai sangat diperlukan. Contohnya dipakai sebagai tempat memohon tirta, tempat pembersihan, tempat membersihkan sarana yang dipakai dalam upacara.
Akan ada kegiatan lanjutan yang akan dimulai dari sungai Empelan menuju irigasi sawah. Ini bertujuan untuk mengurangi pendangkalan, yang terjadi di irigasi sawah Subak Empelan.
Tulisan oleh : Linda (Pewarta Warga Nyuhtebel)